Senin, 26 Desember 2011

CICIT DAN KUKUK

OLEH :ISTIQOMAH

            Cicit burung yang mempunyai bulu empat warna pulang dengan sayap yang luka.  Ayahnya menyambut di depan rumahnya. “Kenapa kamu sedih Cit.” Tanya ayahnya. “Sayap Cicit sakit yah.” Jawab Cicit. “Ya sudah nanti ayah kasih obat.”
       
         Cicit duduk di kamarnya sambil menangis, lalu ayahnya datang mendekati Cicit. “Sudah jangan nangis terus. Sekarang Ayah obati dulu sayapmu supaya cepat sembuh.” Setelah diobati Cicit ingin pergi bermain. Tapi sebenarnya Cicit tidak diijinkan oleh Ayahnya, karena takut ada apa-apa. Tapi karena Cicit memaksa, Cicit diijinkan.

         Sekarang tidak ada yang mau bermain sama Cicit lagi, alasannya sayap Cicit jelek. Cicit sedih, lalu Cicit duduk di atas batu besar di tepi sungai. Dia menagis, tiba-tiba seekor ayam jantan datang mendekati Cicit. “Kenapa kamu sedih?” tanya seekor ayam jantan. “Teman-teman tidak ada yang mau bermain sama Cicit lagi.” Jawab Cicit. “Memangnya kenapa?” “Katanya sayap Cicit jelek.” Apakah dengan sayapmu yang begini, kamu mau sedih terus? Aku saja yang kakinya satu aja masih bisa mencari makan, bermain, berjalan mengelilingi taman, walaupun dengan cara melompat.” Kata Kikuk sambil memperlihatkan kaki yang Cuma satu. “Dulu kakiku tertindih pohon besar saat ada gempa sebulan yang lalu. Untung ada ada orang yang menolongku. Lalu orang itu menyerahkan aku kepada pemiliknya. Tapi karena kakiku yang kiri sudah tidak bisa untuk digunakan lagi,terpaksa pemilikku memotong kakiku. Lalu Cicit mengusap air matanya. Dia sadar, dia tidak akan begini terus. Itu kan hanya kuka ringan sebenar lagi juga akan sembuh.

          Cicit sekarang tidak sedih lagi, karena mendengarkan cerita si Kikuk yang hanya mempunyai satu kaki saja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar