Kamis, 29 Desember 2011

kaca mata hijau

Oleh : Istiqomah
             
               Ada anak lelaki yang bernama Lintang. Lintang adalah anaknya Pak Naryo. Pekerjaan Pak Naryo adalah mengembala kambing. Setelah pulang sekolah kadang-kadang Lintang membantu ayahnya mengembala kambing. Karena musim kemarau Lintang agak susah mencari rumput yang hijau.  Kambing milik ayah Lintang mulai tidak suka dengan rumput yang ada di kebun, karena rumput-rumput yang ada di kebun mulai menguning. Lintang mulai kesal karena kambing-kambingnya tidak mau kakan akhirnya Lintang membawa kambingnya pulang.
               Sesampai di rumah ada orang laki-laki yang memakai baju biru. Kelihatannya dia dari Kota. Ternyata itu adalah pamannya Lintang yang sedang berlibur ke Desa. Pamanya itu berlibur hanya satu hari. Lintang melihat ada kaca mata berwarna hijau di atas meja. Kaca mata itu milik pamannya Lintang. “Paman apa saya boleh meminjam kaca mata itu?” tanya Lintang. “Oh tentu saja boleh.” Jawab paman Lalu Lintang memakainya. Setelah memakai kaca mata itu semua yang dilihatnya berwarna hijau. Lalu Lintang mempunyai ide. Kebetulan di almari ayahnya ada kertas mika berwarna hijau. “Ayah kertas mika yang ada di almari ayah, boleh saya minta?” Pinta Lintang. “Boleh, memangnya untuk apa?” tanya ayah “untuk membuat kaca mata” jawab Lintang. “Lho kenapa pakai kertas mika, ini ambil saja kaca mata paman!” kata paman. “Oh nggak usah paman ini bukan untuk Lintang kok.” Jawab Lintang. Kaca mata itu untuk kambingnya. Supaya rumput yang berwarna kuning terlihat warna hijau. Lintang mulai membuat kaca mata itu. Setelah selesai Lintang memakaikan kaca mata itu pada mata kambing.
                  Pada siang hari kemudian Lintang membawa kambingnya ke ladang. Akhirnya sekarang kambingnya mau makan. Walau dengan rumput yang kuning. Tapi berkat kaca mata hijau semua
rumput jadi kelihatan hijau. Lintang senang dengan idenya karena tidak sia-sia ia membuatkan kaca mata untuk kambingnya.

MISTERI HUTAN TEMBAKAU


Oleh    : Istiqomah 
             Ada tiga orang anak, mereka di rumah kakeknya Alex. Mereka ingin berjalan-jalan tapi mereka tidak tahu jalan mana yang harus di laluinya. Nama tiga orang anak tersebut adalah Nadya, Alex dan Putri.
Pada siang hari Nadya, Alex , dan Putri sedang ada di rumah kakeknya Alex. Mereka minta izin sama kakeknya mau pergi berjalan-jalan. Oleh kakeknya, mereka boleh berjalan-jalan asalkan jangan jauh-jauh. Mereka senang karena diizinkan oleh kakeknya berjalan-jalan.
Tapi di tengah perjalanan mereka menemukan jalan yang arah nya ke Timur dan ke Barat. “Wah mana ya jalan yang harus kita lewati?” tanya Putri. “Mmm.. kita lewat jalan yang ke Barat saja, siapa tahu nanti ada buah-buahan, terus nanti kita,bisa makan buah-buahan itu.” Kata Alex. “Ah masa sih, nanti kalau kita kesasar gimana?” Sambung Nadya. “Udahlah tenang aja kita pasti nggak bakal kesasar kok.” Jawab Alex lagi.
Mereka lalu berjalan ke arah Barat tetapi setengah jam kemudian mereka tiba di hutan tembakau yang sangat luas. Mereka bingung harus menuju jalan arah yang mana. Kata orang-orang hutan tembakau itu banyak pengnhuninya atau disebut juga angker. Mereka berjalan-jalan di tengah hutan itu sampai berjam-jam tapi mereka belum bisa keluar dari hutan tembakau itu. Setelah mereka capek, mereka beristirahat di bawah pohon tembakau. “Kita harus berjalan kemana lagi nih, sudah berjam-jam kita berjalan tapi tidak bisa juga keluar dari hutan ini.” Kata Putri. “Kamu sih Lex tadi milihnya malah ke arah Barat.” Kata Nadya. “Ya, aku kan juga nggak tahu kalau jadinya seperti ini.” Jawab Alex.
Mereka lalu berjalan lagi menyusuri hutan tembakau terebut. Mereka nggak sia-sia berjalan berjam-jam. Akhirnya mereka bisa keluar dari hutan tembakau itu. Tapi hati sudah mulai petang mereka harus mempercepat langkahnya. Setelah mereka tiba di rumah kakeknya Alex. Mereka menceritakan perjalanannya di hutan tembakau tersebut. Kata kakek dulu ada yang pergi ke hutan tersebut tapi,orang itu tidak bisa keluar dari hutan tersebut. Dia meninggal di hutan itu. Katanya orang itu dimakan oleh binatang yang tidak pernah dikenal ,binatang itu sangat besar. Mereka bersyukur bisa keluar dari hutan tembakau itu.  


Selasa, 27 Desember 2011

GARA-GARA MAKAN RUJAK

OLEH  : ISTIQOMAH

                 
                         Ada empat orang anak perempuan yang bernama Rina, Rizki, Ana, dan Rika. Rika adalah salah satu anak dari Pak Jaya, Rizki mempunyai ayah yang bernama Pak Indra, Ana adalah anaknya Pak Joko, dan Rika adalah anaknya Pak Toha.

                         Suatu hari mereka berencana membuat rujak mangga dan jambu. Rina karena mempunyai pohon mangga yang kebetulan sudah berbuah jadi yang membawa mangganya Rina. Rizki membawa bahan untuk bumbunya, Ana membawa alat-alatnya, sedangkan Rika membawa jambunya.

                          Mereka membuat rujak di sekolahan. Setelah bel pulang berbunyi, mereka segera mempersiapkan alat dan bahannya. Rina yang membuat rujaknya. Rizki, Rka, dan Ana mengupas mangga dan mencuci jambu.

                           Setelah selesai mempersiapkan buah dan bumbu rujaknya, mereka lalu makan rujak bersama-sama. Ana yang duluan makan rujak. Ana kaget dengan rasa rujak yang pedasnya minta ampun, lalu Rizki dan Rika juga mencicipi rujaknya. “ Rin, kok rujaknya pedas sekali ya?” Kata Rika. “Ah masa sih.” Rina tidak percaya. Lalu rina mencicipinya. “  I ya.” Kata Rina sambil mengambil air minum. “ Memangnya kamu tadi pakai cabainya berapa sih?” tanya Ana. “mmm.. kalau nggak salah tujuh.” “Ha.. tujuh, gila banyak banget.” Kata Rizki. “ Aku kira cabainya nggak sepedas ini.” Kata Rina. “ Terus siapa nih yang akan menghabiskan rujaknya.” Kata Ana. “Biar saya saja yang menghabiskan rujaknya, daripada dibuangkan sayang.” Jawab Rina.

                           Lama-lama mata Rina menjadi merah karena kepedasan. Setelah rujaknya habis, mereka segera membereskan barang-barangnya. Setelah seleai membereskan, mereka segera pulang. Di tengah perjalanan tiba-tiba perut Rina sakit sakit. Rina menangis sambil memegangi perutnya. Rina lalu meneruskan perjalanannya menuju rumah.  Setelah sampai di rumah Ayah Rina melihat Rina menangis. “Kenapa kamu menangis Rin?” tanya Ayah Rina. “perut Rina sakit pa.” Jawab Rina. “Ya sudah kamu ambil minyak kayu putih di atas almari papa, nanti nanti perut kamu di olesi dengan minyak kayu putih itu.” Kata papa Rina. Rina berjalan menuju almari papa nya dan ia segera mengolesi perutnya dengan minyak kayu putih. Sekarang perut Rina sudah sembuh.

Senin, 26 Desember 2011

Resensi Film Rio

Oleh : Istiqomah
   

                      Rio adalah nama burung yang berwarna biru atau disebut nama panggilan Rio adalah Blu, karena mempunyai  bulu yang berwarna biru.

                      Di siang hari Blu dan teman-temannya menari dengan hati yang sangat gembira. Mereka sangat menikmati lagu yang indah. Tidak sengaja Blu menabrak pohon yang sangat besar. Lalu Blu terjatuh di tanah. Tiba-tiba, hap..Blu ditangkap oleh pemburu. Lalu Blu dibawa ke mobil sang pemburu. Dan Blu dibawa pergi dari tempat tersebut.

                      Saat ditengah perjalanan ada lampu lalu lintas. Karena si pemburu tidak melihat jalan yang bertikungan tajam, si pemburu mengerem mendadak. Dan tanpa sadar pintu mobil belakang membuka. Karena si pemburu tidak melihat kalau pintu mobil belakang membuka, si pemburu tetap meneruskan perjalanannya. Di depan suatu rumah si pemburu berhenti. Tiba-tiba ada anak perempuan yang usianya kira-kira enam tahun. Nama anak tersebut adalah Linda. Linda mendekati mobil si pemburu dan mengambil Blu. Linda membawa pulang Blu untuk dipelihara.

                      Blu dirawat dengan baik oleh Linda. Setelah beberapa tahun kemudian Linda sudah remaja. Pada pagi hari jamnya Linda berbunyi. Karena Linda masih mengantuk Lindaberusaha mematikan jam itu. Tapi ternyata suara itu adalah suarany Blu yang berada di atas tempat tidur Linda. Lalu linda tersenyum sambil mencium Blu.

                      Di depan rumah Linda ada laki-laki. Laki-laki itu melihat Blu. Laki-laki itu bernama Alan. Lalu Alan masuk ke rumah Linda. “Anda butuh apa dokter?” “Panggil saja Saya Alan.” “Ada apa Alan?” “Tidak. Saya hanya ingin melihat burung itu.”

                      Karena sudah lama kenal Linda dan Alan berjalan-jalan melihat karnaval. Karena di jalan ramai Alan berhenti. Dan Alan melihat temannya yang mengikuti pesta karnaval. Dan Blu melihat burung yang berbeda dengan dirinya. Lalu Blu bercakap-cakap dengan burung itu.

                       Setelah berjalan-jalan Alan mengajak Blu dan Linda ke suatu tempat tapi tidak tahu tempat apa. Blu dibawa masuk ke suatu ruangan yang ada pohon besar dan lebat. Blu  dimasukkan ke ruangan sendiri. Lalu Blu berjalan sambil bertiriak. Blu ketakutan karena tempat itu aneh. Linda dan Alan melihat dari luar.

                        Tiba-tiba ada burung yang mirip dengan Blu. Burung itu sangat cantik. Blu jatuh cinta pada burung itu. Tapi karena burung itu ganas, Blu sempat bertarung dengan burung yang cantik. Leher Blu diinjak oleh burung yang ganas. Nama burung itu adalah Claudi. Karena Linda melihat Blu kesakitan Linda ingin menolong Blu. Tapi Alan mencegahnya. “Biarkan mereka berdua dulu!” kata Alan. “Tapi.” “Sudah tenang saja dia nggak apa-apa kok.” Lalu Linda dan Alan meninggalkan ruangan itu.

                        Claudi mengajak Blu untuk meloloskan diri dari tempat itu. Tapi Blu tidak mau, karena hari sudah malam. Tiba-tiba di depan Cloudi dan  Blu ada anak kecil yang ingin menangkap Cloudi dan Blu. Akhirnya Blu dan Cloudi tertangkap. Mereka di serahkan oleh bosnya anak kecil tadi. Karena Cloudi takut Cloudi menyuruh mengikuti Cloudi untuk berpura-pura mati. Saat Blu diambil oleh bosnya anak ke Blu sudah mulai berpura-pura mati. Lalu anak kecil tadi dimarahi karena burung yang ditangkap sudah mati. Blu ingin meloloskan dari genggaman bosnya anak kecil tadi. Blu mematuk tangan bos. Lalu Blu terbang ingin meloloskan diri. Tapi akhirnya Blu tertangkap. Lalu kaki Blu dan kaki Cloudi di ikat dengan menggunakan rantai. Dan bos menyuruh anak kecil untuk menyimpan Blu dan Cloudi di tempat burung-burung yang lainnya. Di tempat itu ada burung hantu yang besar dan sangat ganas.

                           Cloudi dan Blu berusaha untuk melarikan diri dari tempat itu. Dan akhirnya mereka lolos dari jeratan itu. Saat Blu melaarikan diri Blu tidak bisa terbang lagi. Blu sangat sedih, karena tidak bisa terbang seperti burung yang lain. Cloudi dan burung yang lainnya mengajak Blu untuk melihat karnaval. Tapi Blu tidak mau karena Blu tidak bisa terbang. Cloudi meninggalkaan Blu sendirian. Blu akhirnya memutuskan untuk menemui Linda. Tapi tiba-tiba Cloudi kembali ke tempat Blu. Cloudi mengajak Blu untuk berjalan-jalan.  Blu digendong oleh Cloudi terbang  tapi di depan Cloudi ada pesawat terbang yang hampir menabarak  Cloudi, Cloudi terbang menjauhi pesawat itu. Tapi sayang sayap Cloudi terkena baling-baling pesawat itu. Dan akhirnya Cloudi tidak bisa terbang lagi. Lalu Cloudi dan Blu terjatuh. Blu berusah untuk terbang dan usaha itu tidak sia-sia. Blu terbang sambil menggendong Cloudi menuju  pinggir  laut. Di sana Blu bertemu dengan Linda dan Alan. Mereka sudah berkumpul kembali. Mereka sangat senang. Linda berusaha untuk membantu Cloudi terbang. Dan akhirnya Cloudi bisa terbang. Linda melepaskan Cloudi ke asalnya. Lalu Blu mengikuti Cloudi. Dan Cloudi sekarang bersama Blu.

CICIT DAN KUKUK

OLEH :ISTIQOMAH

            Cicit burung yang mempunyai bulu empat warna pulang dengan sayap yang luka.  Ayahnya menyambut di depan rumahnya. “Kenapa kamu sedih Cit.” Tanya ayahnya. “Sayap Cicit sakit yah.” Jawab Cicit. “Ya sudah nanti ayah kasih obat.”
       
         Cicit duduk di kamarnya sambil menangis, lalu ayahnya datang mendekati Cicit. “Sudah jangan nangis terus. Sekarang Ayah obati dulu sayapmu supaya cepat sembuh.” Setelah diobati Cicit ingin pergi bermain. Tapi sebenarnya Cicit tidak diijinkan oleh Ayahnya, karena takut ada apa-apa. Tapi karena Cicit memaksa, Cicit diijinkan.

         Sekarang tidak ada yang mau bermain sama Cicit lagi, alasannya sayap Cicit jelek. Cicit sedih, lalu Cicit duduk di atas batu besar di tepi sungai. Dia menagis, tiba-tiba seekor ayam jantan datang mendekati Cicit. “Kenapa kamu sedih?” tanya seekor ayam jantan. “Teman-teman tidak ada yang mau bermain sama Cicit lagi.” Jawab Cicit. “Memangnya kenapa?” “Katanya sayap Cicit jelek.” Apakah dengan sayapmu yang begini, kamu mau sedih terus? Aku saja yang kakinya satu aja masih bisa mencari makan, bermain, berjalan mengelilingi taman, walaupun dengan cara melompat.” Kata Kikuk sambil memperlihatkan kaki yang Cuma satu. “Dulu kakiku tertindih pohon besar saat ada gempa sebulan yang lalu. Untung ada ada orang yang menolongku. Lalu orang itu menyerahkan aku kepada pemiliknya. Tapi karena kakiku yang kiri sudah tidak bisa untuk digunakan lagi,terpaksa pemilikku memotong kakiku. Lalu Cicit mengusap air matanya. Dia sadar, dia tidak akan begini terus. Itu kan hanya kuka ringan sebenar lagi juga akan sembuh.

          Cicit sekarang tidak sedih lagi, karena mendengarkan cerita si Kikuk yang hanya mempunyai satu kaki saja.